Tugas Modul 3.1 Koneksi Antar Materi
Oleh :
Syukron Fuad, S.Pd.,Gr.
CGP Tanggamus Angkatan 1
Pengambilan Keputusan Dengan Filosofi Pratap Triloka KHD, Nilai dan peran guru penggerak, teknik coaching, paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan
- Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Ki
Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”. Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat
anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun.
Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau
pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan
bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang
subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun
biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak
tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit
berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan
pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung
itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
Dalam
proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam
memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya. Seorang‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya
dalam belajar.
Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas
oleh Suwardi Suryaningrat (alias Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi
pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa. Terdapat tiga unsur penting
dan terkenal dalam Patrap Triloka atau dikenal dengan trilogi pendidikan taman siswa yaitu :
1. Ing ngarso sung tulodo
Ing ngarso artinya didepan memberi contoh atau teladan yang baik
2. Ing madya mangun karso
Ing madya mangun karso memiliki makna seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide atau gagasan.
3. Tut wuri handayani
Tut wuri handayani yang berarti seorang pendidik harus bisa memberi arahan atau dapat juga diartikan dibelakang memberikan dukungan. Nah tutwuri handayani ini menjadi slogan pendidikan yang sudah tidak asing kita dengar, ajaran yang ke tiga ini kita sebagai guru hendaknya selalu memotivasi, mendampingi siswa kita agar kedepannya siswa kita mampu mandiri.
Prinsip pemikiran Ki Hadjar Dewantara sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jika kita menerapkan pemikiran KHD, maka kita akan mudah
dalam mengambil keputusan dalam memimpin pembelajaran. Dalam pengambilan
keputusan ada beberapa hal yang hendaknya guru lakukan, yang pertama guru hendaknya terus menuntun
atau membimbing muridnya (sesuai kodrat alam) agar murid dapat belajar secara mandiri
dan dapat belajar dalam kondisi yang nyaman, tidak tertekan dalam belajar,
kemudian yang kedua dalam membuat materi hendaknya pembelajaran disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik (kodrat alam) dan disesuaikan dengan perkembangan
abad 21 (kodrat zaman).
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai dan
Peran Guru Penggerak :
1.
Mandiri
2.
Reflektif
3.
Kolaboratif
4.
Inovatif
5.
Berpihak
pada Murid
Nilai-nilai
diatas harus dimiliki oleh seorang guru, karena guru mempunyai peran besar dalam
mewujudkan merdeka belajar pada anak, dan menajadikan siswa memiliki profil
pelajar pancasila, yaitu : beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan tunggal, bernalar
kritis, dan mandiri. memiliki tekad belajar sepanjang hayat, serta memiliki
kompetensi global untuk terus belajar dan berkolaborasi tanpa memandang
perbedaan yang ada. Menumbuhkan sikap menerima dan menghargai keberagaman
sangatlah penting untuk diperhatikan. Sekolah terdapat siswa yang berbagai
macam suku, agama dan budaya. Jangan sampai terjadi gesekan yang dapat merusak
kedamaian. Sebagai pendidik kita
berkewajiban mendidik anak dengan memberikan motivasi intrinsik pada siswa. Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang, tidak perlu
adanya rangsangan dari luar
Sebagai
guru saya harus memotivasi siswa agar
siswa tergerak hatinya dalam mewujudkan merdeka belajar, denga motivasi
intrinsik diharapkan siswa :
1. Belajar
tanpa adanya unsur paksaan, belajar dalam keadaan senang
2. Jika
ada masalah, dapat menyelesaikan masalah (menemukan solusi)
3. Responsif
(tanggap), jika ada sampah, tanpa disuruh siswa memungut
sampah dan membuang pada tempat
sampah
4. Peduli
5. Menghargai
perbedaan/keragaman
- Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah
dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Ki
Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya
atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh
sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan
kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan
namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan
kodrat anak terpancar dari dirinya. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat
ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar
murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat
penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka
belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat
membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri
guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya,
proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk
membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. Murid kita memiliki
potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi
inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini
cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru.
Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching. Coaching
memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali
potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang
disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, kita
sebagai guru dapat mengambil keputusan yang tepat agar masalah-masalah pembelajaran atau
masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran murid akan dapat diatasi .
· Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik.
Dalam
pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika yang harus dilakukan seorang
pendidik yaitu dengan memperhatikan 4 paradigma antara lain :
1.
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).
Selain
itu, dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan 3 Prinsip pengambilan
keputusan, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi
pilihanpilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi . Ketiga prinsip tersebut
adalah:
1.
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2.
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3.
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Seorang pendidik dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengambilan keputusan. Berikut adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu kita dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
ini.
4. Pengujian benar atau salah
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
- Selanjutnya,
apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan
untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan
yang dihadapi adalah akan adanya hambatan atau tantangan ketika keputusan yang
kita ambil tidak sesuai apa yang diharapkan orang lain.
- Dan
pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini
dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengambilan
keputusan yang baik akan berdampak pada hasil yang baik, sehingga mampu
mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif
dalam belajar. Seorang pendidik juga hendaknya dapat mengembangkan pendidik
lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta
didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan merdeka belajar.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Pengambilan
keputusan yang baik dalam pembelajaran dapat mewujudkan merdeka belajar dan
terbentuk profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah
peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan
mandiri. Dengan berbekal profil pancasila ini, seorang murid dapat menentukan
masa depannya.
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
“Anak-anak
hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu”. Dengan teknik coaching kita dapat menggali potensi siswa, pengambilan keputusan
yang tepat dapat dilakukan dengan
memperhatikan 4 paradigma yaitu : 1.
Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth
vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term), dan memperhatikan 3 Prinsip pengambilan keputusan: 1. Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 2. Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking) 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking), Serta 9 langkah pengambilan dan pengambilan keputusan :
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi
ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
ini.
4. Pengujian benar atau salah
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Dengan
tahapan-tahapan diatas maka akan terbentuk profil pelajar pancasila dan terwujudnya
merdeka belajar.